HTML/JS

Jumat, 28 Oktober 2011

Manusia dan Penderitaan

N a m a        : Fajar Maulana
N P M        : 12511635
Kelas         : 1 PA 09

    Wah gak nyangka ternyata udah sampe postingan ke 6 aja nih, horeeeee cheers dulu ah hahaha..  Kali ini gw mau angkat tema soal manusia dan penderitaan , kenapa gw mau angkat tema in ?? yak arena manusia kan gak selalu dan melulu bahagia atau dalam postingan sebelum ini yaitu cinta kasih dan keindahan.. Sebenernya kalo mau bahas penderitaan, yang cocok buat anak muda sekarang adalah “GALAU” biasanya sih di sebut gitu hehehe dan seseorang yang jadi galau biasa d panggil “GALAU-ers” hehehe.. yah ada ada lah anak muda jaman sekarang sih.. nah gw di sini mau posting soal apa itu penderitaan, apa aja yang ada di dalam penderitaan, sebab-sebabnya, kaitannya manusia dengan penderitaan dan sebagainya.. trims..
    Lebih enak mungkin kalo kta tau, apa sih tu penderitaan ? berikut sedikit penjelasannya.

A.    Pengertian Penderitaan

Secara bahasa kata penderitaan mempunyai kata dasar derita yang berasal dari kata sansekerta “dhra” yang memiliki arti menaggung atau menahan. Secara arti yang lebih luas mungkin pendertaan memiliki arti sesuatu yang membuat seseorang merasa, menanggung atau menahan sesuatu yang tidak menyenangkan bagi dirinya.

Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencpai kenikmatan dan kebahagiaan.

Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku- liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya ? penderitaan fisik yagn dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya, sedangkan penderitan psikis, penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikik yang dihadapinya.

B.    Hakikat Penderitaan

Di Shahih-nya, Muslim meriwayatkan hadits dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang bersabda, “Pada Hari Kiamat, penghuni neraka, yang dulunya penghuni dunia yang paling enak hidupnya didatangkan, lalu dicelupkan sekali ke neraka. Dikatakan kepadanya, ‘Hai anak Adam, apakah engkau pernah merasakan kebaikan? Apakah engkau pernah pernah merasakan kenikmatan?’ Orang tersebut menjawab, ‘Tidak, demi Allah, wahai Tuhanku.’ Penghuni surga, yang dulunya penghuni dunia yang paling menderita didatangkan, lalu dicelupkan sekali ke surga. Dikatakan kepadanya, ‘Hai anak Adam, apakah engkau pernah melihat kesengsaraan? Apakah engkau pernah merasakan penderitaan?” Orang itu menjawab, ‘Tidak, demi Allah. Aku tidak pernah merasakan penderitaan dan melihat kesengsaraan sebelum ini’.” (Diriwayatkan Muslim).

Dalam perjalanan hidup ini, manusia dihadapkan banyak kejadian-kejadian yang menyapa. Manusia punya banyak keinginan-keinginan. Ketika keinginan itu bisa didapatkan dengan mudahnya maka betapa bahagia hatinya. Tetapi ketika keinginan itu tidak tercapai, maka itu menjadi sebuah masalah. Maka hendaklah diketahui bahwa tidak semua keinginan bisa terwujud.

Keinginan yang tidak tercapai itu kadang menimbulkan penderitaan –penderitaan yang sangat memberatkan ketika tidak ada kesabaran dalam menghadapinya. Sesungguhnya penderitaan adalah sebuah ujian dari Allah untuk menguji hambanya. Ya dengan ini Allah ingin mengetahui bukti, apakah kita benar- benar beriman atau tidak. Penderitaan itu pula yang mendewasakan kita. Kita juga harus menyadari bahwa Allah itu penuh kejutan. Ia bekerja dengan sangat misterius dan tidak bisa ditebak. Tetapi hendaklah kita yakin bahwa Allah akan selalu memberi hal yang terbaik, meski awalnya sangat dirasa menyakitkan tetapi hikmah di dalam cobaan itulah yang harusnya kita dapat ambil dalam setiap kejadian. Disamping itu, penderitaan akan dapat menghapus dosa – dosa kita yang telah lalu. Salah satu cara Allah mensucikan hambanya di dunia adalah dengan memberikan cobaan  dalam hidupnya, karena Allah ingin agar kelak kita bisa bertemu denganNya dalam keadaan suci sebagaimana pertama kali dilahirkan di dunia.

Dalam sebuah hadis qudsi diceritakan bahwa ada seorang raja yang selalu berbuat maksiat kepada Allah. Pada suatu  hari ia sakit dan tidak kunjung sembuh. Para tabib istana mengatakan agar ia sembuh maka ia harus makan ikan. Kemudian Allah memunculkan ikan – ikan dipermukaan sehingga raja itu dengan mudahnya mendapatkan ikan tersebut. Akhirnya raja itu sembuh. Di sisi lain , ada seorang raja yang selalu taat dan selalu mengabdi pada Allah. Ia mengalami sakit parah. Para tabib mengatakan bahwa ia bisa sembuh dengan makan ikan yang sama dengan raja yang pertama, tetapi Ia tidak menemukan ikan tersebut sehingga ia tetap sakit.

Dengan begitu dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap cobaan yang menyapa dalam perjalanan kita bukan merupakan batu sandungan ataupun rintangan yang akan membuat kita terpuruk Tetapi hendaklah membuat kita semakin maju karena dengan cobaan itulah Allah ingin menunjukkan kasih sayangNya kepada kita dan hendak mensucikan diri kita dari dosa- dosa sehingga kita akan menghadapNya dalam keadaan suci sebagaimana ketika kita dilahirkan.

C.    Sebab – Sebab Penderitaan
Setelah kita sedikit banyak tahu tentang apa sih itu penderitaan, sekarang gw mau ajak kalian ke, apa sih yang menjadi penyebab terjadinya penderitaan ? untuk lebih jelasnya coba baca point – point di bawah ini.


a.    Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
Penderitaan yang menimpa manisa karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini terkadang disebut nasib buruk. Nasib buruk tersebut dapat berubah menjadi baik. Dengan kata lain manusia itu sendirilah yang dapat memperbaiki nasibnya. Tuhan yang menntukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya. Perbuatan manusia terhadap lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia. Tetapi kadang manusia itu sendiri tidak menyadarinya, contohnya kita membuang sampah sembarangan sehingga menyebabkan banjir.

Beberapa contohnya adalah

1.    Pembantu rumah tangga yang diperkosa, disekap, disiksa oleh majikannya, sudah pantas jika majikan yang biadab itu diganjar dengan hukuman penjara oleh Pengadilan Negri Surabaya supaya perbuatan itu dapat diperbaiki dan sekaligus merasdakan penderitaan, sedngkan pembantu yang telah menderita itu dipulihkan.

2.    Perbuatan buruk pejabat pada zaman Orde Lama dilukiskan oleh seniman Rendra dalam puisinya "Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta" perbuatan buruk yang merendahkan derajad kaum wanita, yang memandang wanita tidak lebih dari pemuas nafsu seksual. Karya Rendra ini dipandang sebagai salah satu usaha memperbaiki nasib buruk itu dengan mengkombinasikannya kepada masyarakat termasuk pejabat dan pelacur ibu kota itu.


b.    Penderitaan yang timbul karena buruknya lingkungan.
Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia, Tetapi manusia tidak menyadari hal ini, Mungkin kesadaran itu timbul setelah musibah yang membuat manusia menderita. Penderitaan ini berasala dari biasanya berasal dari masyarakat/kelompok, orang lain dan produk manusia.

1.    Perbuatan lalai mungkin kurang kontero terhadap tanki-tanki penyimpanan gas-gas beracun dari perusahaan "Union Carbide" di India. Gas-gas beracun dari tangki penyimpanan bocor memenuhi dan mengotori daerah sekitarnya, mengakibatkan ribuan penduduk penghuni daerah itu mati lemas dan mengalami cacat. Inilah penderitaan manusia karena perbuatan lalai dari pekerjaan atau pimpinan perusahaan itu. Ia bertanggung jawab untuk memulihkan penderitaan manusia disitu.

2.    Musibah banjir dan tanah longsor di Lampung selatan bermula dari penghunian liar dihutan lindung, kemudian dibabat menjadi tandus dan gundul oleh manusia-manusia penghuni liar itu. Akibatnya beberapa jiwa jadi korban banjir, ratusan rumah hancur, belum terhitung lagi jumlah ternak dan harta benda yang hilanh/musnah. Segenap lapisan masyarakat, pemerintah dan ABRI bekerja sama untuk membebaskan para korban dari penderitaan ini.


c.    Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan.
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakan dan optimisme dapat menjadi usaha untuk mengatasi penderitaan tersebut.

1.    Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan, tetapi dengan sabar ia menerima cobaan ini. Bertahu-tahun ia menderita penyakit kulit, sehingga istrinya bosan memeliharanya, dan ia dikucilkan. Berkat kesabaran dan pasrah kepada Tuhan, sembuhlah ia dan tampak lebih muda, sehingga istrinya tidak mengenalinya lagi. Disini kita dihadapkan kepada masalah sikap hidup kesetiaan, kesabaran, tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga sikaphidup yang lemah seperti kesetiaan dan kesabaran sang istri yang luntur karena penyakit Nabi Ayub yang cukup lama.


2.    Seorang anak lelaki buta sejak dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan, karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di Universitas dan akhirnya memperoleh gelar Doktor di Universitas Dsabone Perancis. Dia adalah Prof. DR Thaha Husen, guru besar Universitas di Kairo, Mesir.

D.    Pengaruh Penderitaan

Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri, Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa "Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna" ,"nasib sudah menjadi bubur". Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.

Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, anti ibu tiri,ia berjuang menentang kekerasan dan lain-lainnya.

Apabila sikap negatif dan positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilainnya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai, keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.

E.    Kesimpulan

Dimana ada hitam pasti selalu ada putih, arti dari kata-kata itu adalah dimana ada kesedihan pasti ada juga kebahagiaan. Hari-hari manusia tidak hanya selalu diliputi kegembiraan, pasti di sisi lain terliput juga kesedihan yang mendalam. Kita melihat banyak orang tertawa lepas tanpa memikirkan hari esok apakah bisa untuk tertawa seperti itu lagi. Yah, di luar sana kita lihat banyak orang yang menangis meraung-raung karena bingung dan beratnya menghadapi cobaan hidup yang dipikulnya. Banyak hal terkait di antara hubungan antarmanusia salah satunya yaitu dengan penderitaan.

Hubungan antarmanusia juga bisa menimbulkan penderitaan, karena dalam hubungan itu sering terjadi pergesekan dan perbenturan. Secara ekstrim, filsuf dan sastrawan Jean Paul Sartre menyimpulkan dalam sebuah dramanya, bahwa “neraka adalah orang lain!”

Manusia lazimnya memiliki dua fungsi dalam konteks hubungannya dengan manusia lain, yakni sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat. Karenanya, hubungan antarmanusia juga bisa disederhanakan menjadi dua jenis: hubungan seorang manusia dengan seorang manusia lain (hubungan antarindividu), dan hubungan seorang manusia dengan masyarakatnya.

Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat-tidaknya Intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang, belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan. Memang harus diakui, di antara kita dan dalam masyarakat, masih terdapat banyak orang yang sungguh-sungguh berkehendak baik, yaitu manusia yang merasa prihatin atas aneka tindakan kejam yang ditujukan kepada sesama; manusia yang tidak saja prihatin, melainkan berperan-serta mengurangi penderitaan sesamanya; bahkan juga berusaha untuk mencegah penderitaan atau paling tidak menguranginya; serta manusia yang berusaha keras tanpa pamrih untuk melindungi, memelihara dan mengembangkan lingkungan alam ciptaan secara berkelanjutan. Ada keinginan alamiah manusia untuk menghindari penderitaan.

Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara. Itulah anugrah. Dan adalah tawaran istimewa bagi kita semua untuk menjalani kehidupan ini sebagai sebuah perjalanan untuk mengalami anugrah demi anugrah-Nya di dalam menghadapi setiap kesukaran dan penderitaan yang ada. Di dalam kuasa anugrah dan kebenaran-Nya, sebenarnya rumah kita yang sejati bukanlah di dunia ini, tetapi di dalam kekekalan bersama dengan Allah, dimana tidak ada penderitaan, kesukaran, kesedihan dan air mata, karena semuanya diganti dengan sorak sorai, sukacita, dan kebahagiaan yang sejati.


Sebaiknya bila kita sedang dihadapkan dengan musibah, kiranya penghiburan yang sejati dari Allah mengganti setiap penderitaan dan kesukaran hidup kita dengan sorak sorai dan sukacita.





Sumber :
http://ocw.gunadarma.ac.id/course/psychology/study-program-of-psychology-s1/ilmu-budaya-dasar/manusia-dan-penderitaan
http://nandarfiles.blogspot.com/2011/06/sebab-sebab-penderitaan.html
http://www.scribd.com/doc/21572818/MateriIBD
http://rumahwinda.multiply.com/journal/item/204
http://fathoriknazam.blogspot.com/2011/05/hubungan-manusia-dengan-penderitaan.html

Tidak ada komentar: