HTML/JS

Jumat, 27 September 2013

Komunikasi & Leadership


Definisi Komunikasi

Kita sebagai makhluk social tentunya takkan pernah dari yang namanya komunikasi. Mulai dari terbangun dari tidur hingga terlelap lagi pasti kita memerlukan komunikasi dalam hidup. Komunikasi adalah kebutuhan kita karena tanpa komunikasi manusia sulit untuk bias hidup. Komunikasi ada yang secara verbal maupun nonverbal, namun apa yang di maksud dengan komunikasi itu sendiri ?

http://kampungjampung.files.wordpress.com/2012/01/leader.jpg  

Kata “komunikasi” berasal dari bahasa Latin, “comunis”, yang berarti membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Akar katanya “communis” adalah “communico” yang artinya berbagi (Stuart,1983, dalam Vardiansyah, 2004 : 3). Dalam literatur lain disebutkan komunikasi juga berasal dari kata “communication” atau “communicare” yang berarti " membuat sama" (to make common). Istilah “communis” adalah istilah yang paling sering di sebut sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata kata Latin yang mirip  Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan di anut secara sama.
Melihat pengakaran kata dari komunikasi sekarang kita mulai mengerti apa maksud dasar dari komunikasi itu sendiri. Beberapa ahli banyak yang telah mendefinisikan apa itu yang dimaksud dengan komunikasi. Ada yang mendefinisikannya secara detail ada juga yang secara permukaan saja.

Pawito dan C Sardjono (1994 : 12) mencoba mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dengan mana suatu pesan dipindahkan atau dioperkan (lewat suatu saluran) dari suatu sumber kepada penerima dengan maksud mengubah perilaku, perubahan dalam pengetahuan, sikap dan atau perilaku overt lainnya. Sekurang-kurangnya didapati empat unsur utama dalam model komunikasi yaitu sumber (the source), pesan (the message), saluran (the channel) dan penerima (the receiver).

Wilbur Schramm menyatakan komunikasi sebagai berikut :
“Komunikasi berasal dari kata-kata (bahasa) Latin communis yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan (commonnes) dengan seseorang. Yaitu kita berusaha berbagai informasi, ide atau sikap. Seperti dalam uraian ini, misalnya saya sedang berusaha berkomunikasi dengan para pembaca untuk menyampaikan ide bahwa hakikat sebuah komunikasi sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki pengertian (pemahaman) yang sama terhadap pesan tertentu” (Suprapto, 2006 : 2-3).

Sedangkan, Larry A Samovar, Richard E Porter dan Nemi C Janin dalam bukunya Understanding Intercultural Communication mendefinisikan komunikasi sebagai berikut :
“Communication is defined as a two way on going, berhaviour affecting process in which one person (a source) intentionally encodes and transmits a message throught a channel to an intended audience (receiver) in order to induce a particular attitude or behaviour” (Purwasito, 2003 : 198).

Bila ditarik benang merahnya antara ahli satu dengan lainnnya memiliki kesamaan yang itu adanya perpindahan atau transfer informasi dari pemberi informasi kepada penerima informasi. Kenyataannya memang sulit untuk menarik definisi yang pasti dari komunikasi dikarenakan komunikasi itu terlihat sebagai kata yang abstrak.
  
 
http://the-marketeers.com/wp-content/uploads/2012/02/EbonyG00298_LuMaxArt1-1024x1024.jpg
  
 






















Dimensi Komunikasi

1.      Komunikasi sebagai proses
Disebut sebagai proses karena memang ketika seseorang berkomunikasi ada transfer informasi yang dilakukan antara sender kepada receiver sehingga informasi itu dapat ditangkap dan dimengerti oleh receiver.

2.      Komunikasi sebagai simbolik
 Simbol dapat dinyatakan dalam bentuk bahasa lisan atau tulisan (Verbal) maupun melalui isyarat – isyarat tertentu (non- Verbal). Simbol disini berarti sebuah tanda atau lambang hasil kreasi manusia atau bisa dikatakan sebuah tanda hasil kreasi manusia yang dapat menunjukkan kualitas budaya manusia dalam berkomunikasi dengan sesamanya. Contohnya seperti ketika sedang mengangguk itu memiliki makna bahwa kita setuju, dan ketika menggeleng kita tidak setuju. Namun harus dilihat juga factor dari budaya yang dianut, karena setiap budaya memiliki symbol yang berbeda-beda dalam berkomunikasi.

3.       Komunikasi sebagai sistem
Bila komunikasi ditinjau sebagai system, jelas terlihat sekali bentuknya. Sistem adalah suatu bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai satu tujuan. Pada komunikasi perlu adanya peran sender, receiver, Informasi, intonasi dll. Bila kombinasi antara masing-masing bagian tersebut kurang tepat atau tidak pas maka mungkin akan terjadi kesalahan dalam interpretasi informasi yang diterima, bahkan lebih buruk lagi informasi tersebut sama sekali tidak tersampaikan.

4.      Komunikasi sebagai transaksional
Mustahil komunikasi terjadi tanpa melibatkan orang lain, dalam proses yang demikian akan timbul action dan interaction diantara para pelaku komunikasi.

5.       Komunikasi sebagai aktivitas sosial
Karena komunikasi melibatkan hubungan antara dua orang atau lebih maka akan mengakitbatkan terjadinya aktivitas social yang dimaksudkan untuk tujuan tertentu.

6.      Komunikasi sebagai multidimensional
Kalau komunikasi dilihat dari perspektif multidimensional ada 2 tingkatan yang dapat diidentifikasikan yakni dimensi isi dan dimesi hubungan.
Dimensi isi : lebih menunjukkan pada kata, bahasa dan informasi yang dibawa pesan. Jadi seperti orang madura berbicara dengan orang jawa pasti bahasa yang mereka gunakan pun juga berbeda disinilah dimensi isi menunjukkan hal tersebut dalam komunikasi.
Dimensi hubungan : menunjukkan bagaimana proses komunikasi berinteraksi satu sama lain. Masih dengan contoh diatas dimensi hubungan menunjukkan bagaimana mereka berinteraksi, media apa yang mereka gunakan, apakah ada bahasa tubuh atau simbol-simbol yang digunakan. Itu dilihat dari dimensi hubungan.

    
http://www.marketing.co.id/wp-content/uploads/2013/06/5-Kunci-Kepemimpinan-yang-Efektif.jpg
 


Definisi Leadership

            Leadership atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan kepemimpinan. Dalam sebuah Organisasi biasanya posisi pemimpin berada diatas atau dengan kata lain membawahi orang lain. Namun apakah hanya sebatas itu saja arti dari kepemimpinan ? Apakah ada arti yang lebih spesifik dan mendalam ?
            Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya (Joseph C. Rost.,1993). Demikian menurut Rost, jadi adanya hubungan yang saling mempengaruhi diantara atasan dan bawahan.
            Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum (H.Koontz dan C. O'Donnell). Sedangkan Koontz dan O’Donnell lebih menekankan pada sifat mempengaruhi, memberdayakan orang lain untuk mencapai tujuan.
            Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi (Katz dan Kahn). Kepatuhan menjadi garis bawah dari definisi kepemimpinan dari Katz dan Kahn.
            Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).

    
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNP5FFqJq7hoiAUZqtoxvsDYSwjKsJmz8zLSAyG3RqhvzPHBNLCRHNrhvFA6lVLh2UUuGk9kkiSgcpjao_FxDJjuPL-pgZveSZjPwRzZ-zN9OWGYP2ezxjsj0USHimg7kuWMaUg6fx-W9L/s1600/agrata.jpg



Teori Kepemimpinan

Teori X dan Y (Douglass Mc Gregor)
Teori prilaku adalah teori yang menjelaskan bahwa suatu perilaku tertentu dapat membedakan pemimpin dan bukan pemimpin pada orang-orang. Konsep teori X dan Y dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam buku The Human Side Enterprise di mana para manajer / pemimpin organisasi perusahaan memiliki dua jenis pandangan terhadap para pegawai / karyawan yaitu teori X atau teori Y.

    
http://ecx.images-amazon.com/images/I/71OvWOs4P2L._SL1500_.jpg  


A. Teori X
Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk sedikit sekali mau bergerak dan tidak suka bekerja serta senang menjauh dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan. Pekerja memiliki ambisi yang sedikit untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Biasanya orang-orang yang bertipe X ini adalah pegawai, karena mereka tidak memiliki inisiatif yang tinggi untuk bergerak dan lebih cocok dipimpin dan diarahkan.
B. Teori Y
Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja..Orang-orang bertipe Y lebih banyak menjadi manajer atau pemimpin perusahaan , walaupun ada yang menjadi pegawai tetapi pasti jabatannya akan cepat naik karena mereka memiliki inisiatif dan tanggung jawab yang tinggi.
           
Teori Sistem 4 (Rensis Likert)
            Gaya Kepemimpinan Empat Sistem. Likert merancang 4 sistem kepemimpinan dalam manajemen:

    
http://classnotes--org-and-gov-2013.wmwikis.net
 

1. Sistem 1 (Exploitative Authoritative). Manajer sangat otokratis, sulit untuk mendengar aspirasi dari bawahannya, selalu menekan bawahan dan mengambil keputusan hanya pada atasan saja.

2. Sistem 2 (Otokratis yang baik hati/Benevolent autoritative). Manajernya mempunyai kepercayaan yang terselubung, percaya pada bawahan, memotivasi,memperbolehkan adanya komunikasi ke atas. Bawahan merasa tidak bebas untuk membicarakan sesuatu yang bertalian dengan tugas pekerjaannya dengan atasannya.

3. Sistem 3. (Manajer Konsultatif). Manajer mempunyai sedikit kepercayaan pada bawahan biasanya kalau ia membutuhkan informasi, ide atau pendapat bawahan Bawahan disini merasa sedikit bebas untuk membicarakan sesuatu yang bertalian dengan tugas pekerjaan bersama atasannya.

4. Sistem 4, (Pemimpin yang bergaya kelompok berpartisipatif/partisipative group). Manajer mempunyai kepercayaan yang sempurna terhadap bawahannya. Dalam setiap persoalan selalu mengandalkan untuk mendapatkan ide-ide dan pendapat dari bawahan dan mempunyai niatan untuk menggunakan pendapat bawahan secara konstruktif. Bawahan merasa secara mutlak mendapat kebebasan untuk membicarakan sesuatu yang bertalian dengan tugasnya bersama atasannya.

Teori Kepemimpinan Pattern Choice (Tannenbaum dan Schmidt)

Berikut adalah Tannenbaum dan Schmidt didelegasikan tingkat kebebasan, dengan beberapa tambahan penjelasan bahwa seharusnya membuat lebih mudah untuk memahami dan menerapkan. 

    
http://50.asc.upenn.edu
 
Kepemimpinan Pola 1: “Para pemimpin membuat keputusan dan mengumumkan ke grup/bawahan.”
Contoh: Pemimpin memutuskan bahwa tim akan mengadakan pertemuan pada hari Senin dan mengatakan berita itu kepada tim, apakah mereka suka atau tidak.

Kepemimpinan Pola 2: “Pemimpin menjual keputusan.” Para pemimpin membuat keputusan kemudian meyakinkan kelompok bahwa keputusan yang diambil benar.
Contoh: Pemimpin mengatakan kepada anggota tim bahwa mereka akan bertemu pada hari Senin. Pemimpin kemudian meyakinkan anggota tim bahwa Kamis adalah hari-hari terbaik untuk bertemu.

Kepemimpinan Pola 3: “Pemimpin menyajikan ide-ide/pemikiran dan mengundang pertanyaan-pertanyaan.”
Contoh: Pemimpin tim mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan membuat hari Kamis untuk pertemuan tim. Pemimpin kemudian mempersilahkan kelompok jika mereka memiliki pertanyaan.

Kepemimpinan Pola 4: “Pemimpin menyajikan keputusan yang bersifat sementara untuk kelompok yang kemungkinan dapat diubah.”
Contoh: Pemimpin kelompok bertanya apakah hari Kamis akan menjadi hari yang baik untuk bertemu. Tim menyarankan hari-hari lain yang mungkin lebih baik.

Kepemimpinan Pola 5: “Pemimpin menyajikan masalah, meminta saran, dan membuat keputusan.”

    
http://lh6.ggpht.com
 

Contoh: Pemimpin meminta tim untuk menyarankan hari-hari baik untuk bertemu, maka pemimpin memutuskan hari apa tim akan bertemu.
·Kepemimpinan Pola 6: “Pemimpin merumuskan batas-batas, dan meminta kelompok bawahan untuk membuat keputusan.”
Contoh: Pemimpin mengatakan bahwa anggota tim harus memenuhi setidaknya sekali seminggu, tetapi tim bisa memutuskan mana hari adalah yang terbaik.
Kepemimpinan Pola 7: “Pemimpin mengizinkan bawahan melakukan fungsi-fungsinya dalam batas-batas yang telah ditentukan oleh pimpinan.”
Contoh: Pemimpin mempersilahkan anggota tim untuk memutuskan kapan akan megadakan rapat.

Demikian Semoga bermanfaat, Terima Kasih.

Sumber :
Pawito, dan C Sardjono. Teori-Teori Komunikasi. Buku Pegangan Kuliah Fisipol Komunikasi Massa S1 Semester IV. Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 1994.

http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4334/w2_1_1_1.htm
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194505031971091-MUHAMMAD_KOSIM_SIRODJUDIN/DEFINISI_DAN_TEORI_KEPEMIMPINANx.pdf
http://belajarpsikologi.com/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli/
http://organisasi.org/definisi-pengertian-teori-perilaku-teori-x-dan-teori-y-x-y-behavior-theory-douglas-mcgregor
http://id.scribd.com/doc/57080877/Gaya-Kepemimpinan-Empat-Sistem-Manajemen-Dari-Likert
(http://cahpct.blogdetik.com/2009/04/02/definisi-komunikasi/).
sriherwindya.staff.uns.ac.id/files/2010/07/definisi.doc
http://karanindah.blogspot.com/2012/11/dimensi-perspektif-komunikasi.html
http://adityaadityaa.wordpress.com/2013/09/26/komunikasi-dan-leadership/

Tidak ada komentar: