Apakah itu kepribadian ? Pertanyaan-pertanyaan
ini terus-menerus ditanyakan bukan hanya oleh ahli-ahli psikologi, tetapi juga
oleh berjuta-juta orang lain. Istilah kepribadian dalam bahasa Inggris personality
berasal dari kata latin “ persona ” yang berarti topeng atau kedok, yaitu tutup
muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang maksudnya untuk
menggambarkan perilaku, watak, atau pribadi seseorang. Bagi bangsa Roma,
“persona” berarti bagaimana seseorang tampak pada orang lain.
Banyak
ahli percaya bahwa penelitian tentang kepribadian yang sehat akan menjadi fokus
utama psikologi. Disiplin ilmu lain manakah yang meneliti kondisi manusia ?
Apakah ada sesuatu yang lebih kuat dalam mengubah dunia ke arah yang lebih baik
atau sakit selain kepribadian manusia. Apakah yang lebih berpengaruh terhadap
hakikat kehidupan kita selain tingkat kesehatan psikologis yang kita miliki
untuk berhubungan dengan masalah-masalah kita ?
Abraham
maslow menyatakan masalah itu dengan jelas. " Apabila anda dengan sengaja
merencanakan untuk menjadi kurang daripada kemampuan anda, maka saya
memperingatkan bahwa anda tidak akan berbahagia dalam kehidupan anda
selanjutnya. "
Psikoanalisis
Sigmund Freud merupakan bapak dari aliran
psikologi psikoanalisis. Freud menganggap kesadaran manusia hanya merupakan
sebagian kecil saja daripada seluruh kehidupan psikis; Freud memisalkan psyche
(keadaan psikis manusia) itu sebagai
gunung es di tengah lautan, yang ada di atas permukaan air laut itu menggambarkan kesadaran,
sedangkan di bawah permukaan air laut yang merupakan bagian terbesar
menggambarkan ketidaksadaran. Di dalam ketidaksadaran itulah terdapat kekuatan-kekuatan dasar yang
mendorong pribadi.
Menurut Freud
kepribadian teridiri atas tiga aspek yaitu :
1. Das Es (the id), yaitu aspek biologis,
2. Das Ich (the ego), yaitu
aspek psikologis,
3. Das Ueber Ich (the super
ego), yaitu aspek sosiologis.
Das Es (Id)
Das Es atau
dalam bahasa inggris the id disebut juga
oleh Freud System der
Unbewussten. Aspek ini adalah aspek biologis yang berdasar pada prinsip
kenikmatan (the pleasure principle). Id tidak langsung terhubung dengan
dunia objektif melainkan, id merupakan dunia batin atau subyektif manusia. Id memiliki dua proses untuk mencapai
kenikmatan atau melepas ketidakenakan yaitu :
·
Refleks dan
reaksi-reaksi otomatis, seperti bersin, berkedip, menguap dan sebagainya.
·
Proses primer, seperti orang lapar membayangkan makan (wish
fullfillment).
Tetapi perlu
dicatat bahwa kerja Id hanya terbatas pada dunia subyektif manusia, seperti
contoh di atas. Manusia bila lapar akan membayangkan makan, hanya sebatas
membayangkan dan yang akan menggerakkan tubuh nanti adalah das ich ( Ego
).
Das Ich (Ego)
Das Ich atau dalam
bahasa inggris the ego disebut juga
oleh Freud System der
Bewussten-Vorbewussten. Aspek ini adalah aspek psikologis dari kepribadian
dan timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan
kenyataan (Realitat). Ego berdasar pada prinsip kenyataan (the
reality principle) dan berpikir dengan proses sekunder (secondary
process). Berpikir sekunder adalh proses berpikir realistis; dengan
mempergunakan proses sekunder Ego merumuskan suatua rencana untuk pemuasan
kebutuhan dan mengujinya atau men-test-nya (biasanya dengan suatua tindakan)
untuk mengetahui apakah rencana itu
berhasil atau tidak. Misalnya: Oranglapar merencanakan di mana dia dapat
makan, lalu pergi ketempat tersebut untuk mengetahui apakah rencana tersebut
berhasil (cocok dengan realitas) atau tidak. Perbuatan ini disebut reality
testing.
Selain berfungsi sebagaimana
yang sudah dijelaskan, Ego juga berfungsi sebagai jembatan antara Id dan Super
Ego agar dapat menyalurkan apa yang menjadi keinginan dari keduanya.
Das Ueber ich (Super Ego)
Das ueber
ich atau Super Ego adalah aspek sosiologi kepribadian, merupakan wakil dari
nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagai mana ditafsirkan
orang tu ake pada anaknya, yang diajarkan dengan berbagai perintah dan
larangan. Super ego dianggap juga sebagai aspek moral kepribadian karena
fungsinya yang pokok ialah menentukan sesuatu apakah benar atau salah, pantas
atau tidak, susila atau tidak.
Fungsi pokok Super
Ego dapat di lihat dalam hubungan dengan ketiga aspek kepribadian Freud, yaitu
:
·
Merintangi impuls-impuls Id, terutama impuls seksual
dan agresif yang pernyataannya sangat di tentang oleh masyarakat.
·
Mendorong Ego untuk lebih mengejar hal-hal moralistis
daripada yang realistis.
·
Mengejar kesempurnaan
Berdasarkan dinamika kepribadian
konsep manusia juga di bentuk atas dasar instink menuru Freud, instink hidup
dan instink mati.
Instink adalah
sumber perangsan somatis dalam yang di bawa sejak lahir, yaitu perangsang
psikologis (keinginan) dan perangsang
jasmani (kebutuhan). Jadi, misalnya seorang yang lapar secara jasmani
kekurangan makanan dan butuh makan sedangkan secara psikologis sebagai
keinginan akan makanan. keinginan itu menjadi alasan (motif) tingkah laku.
Empat sifat
instink :
·
Sumber, yang menjadi sumber instink yaitu kondisi
jasmaniah, jadi kebutuhan.
·
Tujuan, tujuan instink adalah menghilangkan rangsangan
kejasmanian, sehingga ketidakenakan yang timbul karena adanya ketegangan dapat
ditiadakan. Misal : Instink lapar ialah menghilangkan keadaan kekurangan
makanan, dengan cara makan.
·
Obyek instink, Segala aktivitas yang mengantarai
keinginan dan terpenuhinya keinginan itu. tidak terbatas hanya pada bendanya
saja, tetapi juga terasuk pula cara-cara memenuhi kebutuhan itu.
·
Pendorong, kekuatan instink yang tergantung pada
besar-kecilnya kebutuhan.
Instink hidup ialah melayani
maksud individu untuk tetap hidup dan
memperpanjang ras. bentuk utama instink ini adalah instink makan, minum dan
seksual. bentuk energi yang di pakai instink hidup disebut " libido
".
Instink mati disebut juga
instink merusak, instink ini
berfungsinya kurang jelas bila dibandingkan dengan instink hidup, karena
tidak begitu dikenal. Akan tetapi adalah
suatu kenyataan yang tak dapat dipungkiri bahwa tiap orang itu pada akhirnya akan
mati juga. ini lah yang menyebabkan Freud merumuskan bahwa " Tujuan semua
hidup adalah mati ".
Behaviorisme
Aliran ini adalah salah satu aliran dalam
psikologi yang berkembang pesat pada tahun 1950-an. Tokoh dari behaviorisme ini
antara lain, Juan Petrovich Pavlov, Edward Lee Thorndike, Burrhus Frederick
Skinner dan John B. Watson. Secara general pandangan ahli-ahli di atas
berpendapat bahwa organisme belajar berdasarkan dua unsur yaitu adanya stimulus dan respon. Perlu di catat bahwa behaviorisme hanya berfokus pada
perilaku yang “tampak” dan mereduksi sistem kognitif yang ada pada organisme
tersebut.
Juan
Petrovich Pavlov
Merupakan seorang ahli dalam aliran behaviorisme
yang menekankan pentingnya objektivitas, yaitu yang dapat di diobservasi secara
nyata, karena menurut mereka kesadaran tidak dapat diobservasi secara langsung.
Pavlov menolak metode introspeksi karena tidak dapat diperoleh data yang
objektif. Oleh karena itu ia mendasarkan eksperimennya pada keadaan yang
benar-benar dapat diobservasi.
Pavlov dalam eksperimennya menggunakan anjing
sebagai binatang percobaan. Anjing dioperasi sedemikian rupa, sehingga apabila
air liur keluar dapat dilihat dan dapat di tampung daam tepat yang telah
disediakan. Apabila anjing lapar dan melihat makanan, kemudian mengeluarkan air
liur, ini merupakan respon yang alami, yang oleh Pavlov disebut respons tak
terkondisikan (unconditioned
response) yang disingkat UCR. Apabila anjing mendengar bel dan
kemudian menggerakkan telinganya, ni merupakan respon alami. Bel sebagai stimulus
yang tak terkondisikan (unconditioned
stimulus). Persoalan yang dipikirkan Pavlov adalah apakah dapat di bentuk
apada anjing suatu bentuk perilaku respon apabila anjing mendengar bunyi bel
lalu anjing akan mengeluarkan air liur. Hal inilah kemudian yang menjadi bahan
penelitian Pavlov secara eksperimental. Ternyata perilaku tersebut dapat
dibentuk dengan cara memberikan stimulus yang tak terkondisikan (unconditioned stimulus) atau UCS
yaitu makanan berbarengan dengan diberikan stimulus yang alami yaitu bunyi
bel.Makanan yang diberikan bersamaan dengan bunyi bel menjadi (conditioned stimulus) mnyebabkan
tmbulnya respon berkondisi (conditioned
response) yaitu keluarnya air liur. Setelah hal tersebut diberikan
berulang-ulang kali air liur tetap keluar sekalipun makanan tidak diberikan.
Pavlov juga mengatakan bahwa penguatan (reinforcement) adalah cara yang
digunakan untuk memperkuat kaitan antara stimulus dan respon yang sudah
dikondisikan. Sedangkan pemadaman atau penghapusan (Extinction) adalah cara untuk menghilangkan respon yang sudah di
kondisikan agar menjadi respon yang normal kembali atau alami.
Edward
Lee Thorndike
Thorndike
merupakan tokoh yang mengadakan penelitian mengenai animal psychology. Penelitian Thorndike terhadap tingkah laku
binatang mencerminkan prinsip dasar proses belajar yag dianut oleh Thorndike,
yaitu bahwa dasar dari belajar ada asosiasi. Suatu stimulus (S) akan menimbulkan suatu respons (R)
tertentu. Teori ini disebut dengan teori
Stimulus-Response (S-R). Dalam teori S-R dikatakan bahwa dalam proses
belajar, pertama kali organisme
dengan cara coba-dan-salah (Trial and
Error), maksudnya adalah organisme akan melakukan problem solving dengan
mencoba-coba setiap cara hingga organisme tersebut mendapat cara terbaik yang akan
digunakan sebagai problem solving tersebut.
Dari
Eksperimennya, Thorndike mengajukan tiga macam hukum yang sering dikenal
sebagai hukum primer belajar, yaitu :
- Hukum Kesiapan (Law of Readiness)
Organisme dituntut harus memiliki kesiapan sebelum ia memulai untuk belajar, karena dengan adanya kesiapan makan proses belajar akan lebih baik dan hasilnya pun baik. - Hukum Latihan (Law of Exercise)
Hukum ini terbagi menjadi 2 yaitu, Law of Use dan Law of Disuse. Ada Law of Use yaitu hukum yang menyatakan bahwa Hubungan antara stimulus dan respons akan meningkat dan kuat apabila ada latihan atau sering digunakan. Law of Disuse yaitu hukum yang menyatakan bahwa hubungan antara stimulus dan respon akan menurun dan lemah apabila tidak dilatih atau tidak sering digunakan. - Hukum Efek (Law of effect)
Hukum yang menyatakan bahwa hubungan antara stimulus dan respons menjadi kuat atau lemah bergantung pada hasil yang menyenangkan atau tidak. Apabila suatu stimulus memberikan hasil yang menyenangkan atau memuaskan, makan hubungan keduanya akan menguat, sedangkan sebaliknya, bila hasilnya adalah buruk atau mengecewakan makan stimulus dan respon akan menurun. Reward akan meningkatkan hubungan antara S-R, dan punishment sebaliknya.
Burrhus Frederick Skinner
Untuk menjelaskan teorinya tentang operant conditioning. Skinner melakukan
eksperimennya tentang tikus, berikut pemaparannya.
Tikus
dimasukkan ke dalam sebuah kotak yang dibuat khusus untuk percobaan ini. Tikus
akan bergerak ke sana kemari dan apabila secara kebetulan tikus menginjak
tombol, maka makanan akan keluar (makanan merupakan stimulus tak
terkondisikan/UCS). Setelah percobaan ini beberapa kali diulang, tikus akan
tahu bahwa dengan menekan tombol, makanan akan keluar. Maka tikus akan menekan
tombol apabila memerlukan makanan. Tingkah lau menekan tombol tersebut
merupakan tingkah laku operant (respons
tak terkondisikan). Makanan disini merupakan reward dari tngkah laku menekan tombol. Percobaan selanjutnya
makanan akan diberikan apabila lampu menyala. Selanjutnya kalau
lampu tidak menyala, walaupun tombol ditekan makanan tidak diberikan. Sekarang
tikus dapat membedakan kapan akan menekan tombol dan kapan tidak. Disini lampu
enjadi stimtioulus diskriminasi.
Menurut Skinner terdapat dua prinsip umum
yang berkaitan dengan operant
conditioning, yaitu:
·
Setiap
respons yang diikuti oleh reward akan cendrung diulangi.
·
Reward
akan meningkatkan kecepatan terjadinya respon.
Humanistik
Abraham
Maslow dapat dianggap sebagai bapak psikologi humanistik. Gerakan ini merasa
tidak puas terhadap psikologi behavioristik dan psikoanalisis, dan memokuskan
penelitiannya pada manusia dengan ciri-ciri eksistensinya.
Psikologi
behavioristik mendehumanisasi manusia menurut para tokoh-tokoh psikologi
humanistik. Psikologi mengarahkan perhatiannya pada humanisasi psikologi yang
menekankan pada keunikan manusia.Menurut psikologi humanistik manusia adalah
makhluk yang kreatif, yang dikendalikan oleh pilihan-pilihannya dan nilai
nilainya sendiri. Bukan oelh kekuata ketidaksadaran.
Maslo
mengenalkan teori motivasi, Manusia
memiliki 5 macam kebutuhan yang hierarki, meliputi :
1.
Kebutuhan
fisiologi
2.
Kebutuhan
rasa aman
3.
Kebutuhan
rasa cinta dan memiliki
4.
Kebuthan
akan penghargaan
5.
Kebutuhan
akan aktualisasi diri
Menurut Maslow psikologi harus lebih
manusiawi, yaitu lebih memusatkan perhatiannya paa masalah-masalah kemanusiaan.
Psikologi harus mempelajari kedalaman sifat manusia, selain mempelajari yang
nampak, juga mempelajari perilaku yang tidak nampak; mempelajari ketidaksadaran
sekaligus mempelajari kesadaran.
Ada empat ciri psikologi yang beroirentasi
humanistik, yaitu :
·
Memusatkan
perhatian pada person yang
mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam
mempelajari manusia.
·
Memberi
tekanan pada kualitas-kualitas yang khas, seperti kreativitas, aktualisasi
diri.
·
Menyadarkan
diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masaah yang akan dipelajari dan
prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.
·
Memberikan
perhatian penuh dan meletakkan nilaiyang tinggi pada kemuliaandan martabat
manusia.
Sumber :
1. Suryabrata, Sumadi. 2008. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali Press
2. Basuki, A.M. Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar